Libur telah tiba,libur telah tiba Hore,Hore,Hore Simpanlah tas dan bukumu Lupakan keluh kesahmu Libur telah tiba,libur telah tiba Hatiku gembira! Yaps alunan lagu dari Tasya yang langsung bergemuruh. Tatkala Aku baru saja menyelesaikan ujian semesterku. Sederet objek wisatapun langsung telintas dibenakku. Mulai dari yang ekstrim, funny, dan healthy. Aku berfikir sejenak untuk memikirkan tempat keren dan berbeda apa yang bakal aku kunjungi. Ekstrim? Aku sudah terbiasa mendaki gunung. Funny? Aku terbiasa ke waterboom Purbalingga. Healthy? Aku terbiasa ke Pemandian Air Panas Guci. Ah iya, yang berbeda. Aku mencoba berfikir sejenak. Ah iya, mengapa aku tak mencoba untuk menambah pengetahuanku dan rasa kemanusiaanku dengan mengunjungi objek wisata yang kaya akan sejarah dan nilai agamisnya?. Aku habiskan hari-hariku dengan melototi layar handphoneku dengan mencari kira-kira objek wisata apa yang aku tepat. Hingga sampailah aku menetapkan perjalanan wisata yang bakalan aku singgahi. Akhirnya aku memilih Masjid Muhammad Cheng Hoo di Purbalinggadan yang utama ke Komplek Candi Arjuna di Dieng Wonosobo. Minggu, 28 Desember 2014. Tepat 7 hari setelah pengumuman liburan sekolah. Aku dan teman-temanku bergegas untuk nge-gass ke tempat tujuan kami. Segala macam berbekalan telah aku siapkan. Mulai dari makanan,sepatu, baju, tas, kaos kai, kaos tangan,dan tentunya dompet yang tebal. Hehe. Rumahku ada di Pemalang, Jawa Tengah
Kota Pemalang
Berbekal motor, Aku siap untuk mengexplore Masjid Muhammad Cheng Hoo di Purbalingga dan Tujan utama Komplek Candi Arjuna di Dieng Wonosobo. Here We Come!.
Aku berangkat pukul 09.30 WIB.Aku mengambil jalur selatan yaitu melewati 4 kabupaten diantaranya Pemalang-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo. Lumayan panjang juga perjalan yang harus kutempuh. Semangat Guys!. Masjid Muhammad ChengHoo merupakan tujuan pertamaku.
Masjid Muhammad Cheng Hoo siang hari
Masjid yang menurut legenda didirikan oleh Laksamana Cheng Hoo. Seorang Laksamana asal China yang mengembara ke Asia Tenggara. Beliau berhasil membangun 5 masjid yaitu di Surabaya,Pasuruan,Palembang,Kartanegara, dan tentunya Purbalingga yang saya kunjungi kali ini. Keindahan dan keunikan Masjid Muhammad Cheng Ho Purbalingga yang didirikan dari 2011 oleh PITI (Persatuaan Islam Tionghua Indonesia) memang banyak diketahuimasyarakat. Tetapi keindahan itu akan terlihat berbeda pada malam hari. Struktur bangunan Cina /Tiongkok dan menyerupai klenteng serta warna warna lampu bagai lampion menambah keunikan Masjid Cheng Ho. Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo menjadi suatu bukti terdapatnya keberagaman agama, suku maupun ras dalam kehidupan bermasyarakat di Purbalingga. Hal ini menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. Sayapun bertanya pada salah satu pengurus masjid.
Aku: "mekaten kagiyatan masjid mriki nopo pak?"
Pengurus: "Kagiyatanipun yaiku ngaji qur'an lan ibadah mawon dek."
Aku: "Owh kados niku nggeh pak. Maturnuwun pak."
Dari masjid ini kita bisa beajar akan arti sebuah persatuan. Dimana dalam masjid ini saja budaya china bisa bercampur dengan islam. Apalagi kita yang punya otak. Masa gak bisa? Persatuan itu indah broo!
Dari Samping Masjid
Dari dalam Masjid
Dari Depan Masjid
Setelah selesai menyelesaikan sholat dhuhur. Akupun bergegas ke tujuan selanjutnya. Betapa Indahnya alam Jawa Tengah. Sepanjang perjalanan Kami disuguhi pemandangan yang luar biasa.
Hutan, Sungai, dan deretan bukit yang indahnya bukan main
Hutan, sungai, dan deretan bukit yang indahnya bukan main ditambah hawa sejuk pegunungan semakin membawa suasana tak ubahnya di surga. Kabut yang membungkus, menambah kesan dingin yang kejam menusuk tulang. Aku juga sempat melewati bencana longsor Banjarnegara. Dimana semua rata dengan tanah. Kecuali satu rumah yaitu rumah Sang Ustadz ngaji yang selamat dari bencana maha dahysat tersebut. Pict Ada segelintir orang yang sekedar datang untuk menyaksikan sisa-sisa puing rumah yang berserakan tak beraturan.
porak poranda
masyarakat yang menyaksikan
Pukul 16.00 Akupun bertolak dari Banjarnegara melanjutkan perjalanan ditemani hujan yang mengguyur kami rapatkan mantel kami. Brrr dingin banget broo. Jarak pandang yang hanya sepanjang 2 meter akibat tebalnya kabut yang menutup sepanjang jalan.
Hujan mengguyur
Wow benar-benar perjalanan yang sangat menantang. Pukul 17.00 Aku sampai juga di Dieng Plateau Wonosobo Jawa Tengah.
Dieng
Aku langsung membooking villa untuk Kami menginap karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan tujuan utama Kami yaitu Komplek Candi Arjuna. Ya akhirnya orang kampung macam Aku bisa nginep di Villa juga. Hahaha.
nginep di villa
Pukul 06.00 WIB alarm handphoneku berdering kencang sekali. Segera Aku bangun dari tidurku untuk segera ke tujuan utama yaitu Komplek Candi Arjuna.
sunset sikunir
Tak sabar ingin melihat secara langsung warisan budaya Jawa Tengah yang keren. Yang sudah ditetapkan menjadi Cagar Budaya. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000-, per orang. Akupun bisa dengan mudah masuk Komplek Candi Arjuna. Kami langsung disuguhi pemandangan yang Subhanallah indah tenan ini. Jejeran pohon cemara di kiri kanan jalan setapak. Barisan pohon terompet tak kalah menawarkan keindahan Dieng. Serta bapak dan ibu yang sedang bercocok tanam semakin menambah asri serpihan surga ini. Candi pertama yang kami singgahi yaitu Candi setyaki.
Candi Setyaki ini sendiri merupakan satu dari sekian cagar budaya yang ada di Dieng ini. Candi Setyaki terletak di sebelah barat Komplek Candi Arjuna. Wisata Sejarah di Candi Setyaki kita akan di ajak menelusuri dan belajar menggali informasi dari bentuk Arsitektural kuno dengan Ragam Hias atau Ornamen - Ornamen yang ada di setiap bagian Candi Setyaki. Rugi bagi kalian jika sampai tidak mengunjungi situs cagar budaya ini. Pict Setelah puas menikmati indahnya Candi Setyaki.
Depan Candi
berpose
Kini Aku langsung menuju tujuan utamaku yaitu Komplek Candi Arjuna. Sambil menyusuri jalan setapak yang masih diselimuti embun, kaki tetap tegap melangkah. Komplek Candi Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut- turut ke arah utara adalah Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komplek ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna.
Komplek Candi Arjuna.
Candi Arjuna
Candi Arjuna
Ciri fisik Candi Arjuna bertinggi 1 M. Terdapat pintu masuk kedalam candi dimana terdapat seperti tangga yang terdapat 2 patung kepala naga yang menganga. Ada seperti pahatan yang biasa disebut pahatan kalamakara. Atap candi berbentuk kubus bersusun,makin ke atas makin mengecil. Bagian atas dan puncak atap sudah hancur. Di setiap sisi masing-masing kubus terdapat relung dan di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar hiasan tersebut sudah rusak. Terdapat juga Arca yang bentuknya masih utuh seperti tak tersentuh apapun. Benar-benar candi yang mengagumkan. Tak rugi Aku jauh-jauh datang kesini. Candi Semar Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Candi setinggi sekitar 50 cm ini polos tanpa hiasan. Candi yang mungil tapi tetap oke Candi Srikandi Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil.Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
belakang candi
samping candi
depan candi
Candi Srikandi
Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil.Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
Candi Sembadra
Candi yang sedang dalam proses perbaikan ini. Ciri fisik Candi Sembadra yaitu bertinggi 50 cm. Sepintas Candi Sembadra terlihat seperti bangunan bertingkat, karena atapnya berbentuk kubus yang ukurannya hampir sama besar denganukuran tubuhnya. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca.
Candi Puntadewa
Candi yang namanya diambil dari salah satu tokoh pewayangan ini secara fisik tinggi ccandi ini tidak terlalu tinggi. Di utara candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk persegi panjang. Ditengah ruangan terdapat dua buahbatu berbentuk mirip tempayan yang lebar.
Inilah akhir dari perjalanan dalam menyusuri Cagar Budaya yang ada di Dieng Jawa Tengah. Disini Aku belajar betapa pentingnya kita menjaga kekayaan budaya nusantara, jangan sampai hanya kita yang dapat menikmati indahnya Indonesia. Satu lagi, jangan karena kita menyakini suatu agama tetapi tidak ingin belajar sesuatu yang menjadi kebanggan peninggalan agama lain. Salam Persatuan!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Visit Jawa Tengah Periode 2.